Mewahnya Makam Para Bos Mafia Rusia

Siapa yang tidak kenal dengan organisasi kejahatan terorganisir yang beken dengan sebutan mafia?

Banyak yang bertanya-tanya mengenai kehidupan para boss mafia. Mereka ini sejatinya dapat dikenali dari penampilan dan gaya hidupnya yang supermewah dan borju mulai dari mobil dan tempat tinggalnya.

Bahkan walau sudah meninggal pun mereka "masih" memamerkan kemewahannya. Di pinggir kota Yekaterinburg terdapat sebuah pemakaman khusus untuk para mafia. Makam mereka amat mewah. Nisannya besar-besar dan imporan, bergambar almarhum yang gagah dengan latar belakang gambar harta mewahnya.

Banyak para bos mafia yang dimakamkan disini.

Mereka ini hanya dua dari beberapa bos mafia yang dimakamkan disitu


Bahkan 3 pengawal mereka pun diberi tempat istirahat akhir yang terhormat

Mafia memang ditakuti, tapi dari makam tersebut nampaknya kita bisa tahu bahwa kehidupan mereka tidak serta merta tersembunyi, khususnya di Rusia ini.

SUMBER
readmore »»  

Inilah 3 Suku Pemakan Daging Manusia di Indonesia



Pemakan daging manusia atau lebih sering disebut kanibal, banyak terdapat hampir diseluruh dunia pada zaman dulu hingga memasuki abad ke 20. Sebut saja suku Maori di Selandia Baru, suku Indian di kepulauan Karibia, suku Kulina di daerah Sungai Amazon Brazilia, yang kemungkinan besar masih ada sampai sekarang. Alasan mereka memakan sesama manusia adalah karena ritual, kebanggaan dan alasan kesehatan serta kekuatan. Dipercaya, ketika suku mereka menang dalam berperang, maka lawan yang tertangkap dan masih hidup kemudian mereka siangi / di kuliti hidup-hidup, kemudian dibakar atau di rebus, lalu mereka makan ramai-ramai dalam sebuah upacara ritual, sedangkan tengkorak kepalanya mereka taruh di sebuah tempat sebagai tanda kemenangan.

Lalu, bagaimanakah dengan suku-suku di Indonesia, adakah suku kanibal di bumi nusantara ini, jawabannya adalah ada. Berikut ini adalah beberapa suku di Indonesia yang melakukan praktek kanibalisme.

1. Suku Korowai di Papua.

Suku ini mendiami dataran rendah di sebelah selatan Papua, hidup di sepanjang aliran sungai dan rawa-rawa. Suku Korowai, seperti suku-suku di Papua kebanyakan, hidup nomaden atau berpindah-pindah serta mengandalkan hidupnya dari alam. Karena daerahnya yang cukup subur, menjadikan mereka harus sering berperang dengan suku lain. Dalam berperang, mereka kerap menggunakan racun pada anak panah dan mata tombak yang kebanyakan mereka buat dari tulang berulang. Kebiasaan mereka memakan daging manusia bukan secara sembarangan, tetapi karena korban kerap melakukan pelanggaran adat, kemudian ditangkap dan diadili, setelah diputuskan bersalah maka korban akan di ritualkan dan dimakan bersama-sama. Keberadaan mereka masih ada hingga saat ini.

2. Suku Tolai di Papua.

Walaupun sebagian besar dari mereka hidup di Papua New Guinea, tapi ada sebagian kecil yang hidup di perbatasan Papua wilayah Indonesia. Mereka diketahui melakukan kanibalisme ketika warga suku Tolai modern meminta maaf kepada pemerintah Papua New Guinea atas pembunuhan dan kanibalisme yang dilakukan oleh nenek moyang mereka kepada misionaris Inggris pada abad ke 19 dan pada tahun 1978 mereka membunuh menteri dan tiga orang guru dari negara Fiji, yang kemudian dimasak dan dimakan beramai-ramai.

3. Suku Dayak Punan.

Walaupun sebagian besar dari mereka sudah hidup secar modern, tapi berdasarkan cerita bahwa nenek moyang mereka dahulu tidak tabu untuk memakan daging manusia, sampai pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1970an melarang dengan turun langsung ke lapangan. Suku Dayak Punan hidup di daerah kalimanatan Barat, kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, hidup di sepanjang aliran sungai dan sering berpindah-pindah. Dahulu mereka sangat jago dalam berperang dan selalu menebas kepala musuhnya, hingga dikenal istilah "Ngayau" atau "Head Hunter". Dari riset terkini, ternyata suku punan yang primitif masih ada dan terlihat di goa-goa pedalaman rimba hutan Kalimantan.

Itu adalah beberapa suku kanibal di Indonesia, walaupun menurut catatan sejarah, bahwa 75 persen suku di nusantara adalah kanibal pada zaman dulu, tetapi kini mereka telah punah atau meninggalkan kebiasaan lamanya, yaitu memakan daging manusia.


Sumber
readmore »»  

Misteri Orang Kerdil dari Gunung Kerinci


“Uhang Pandak” atau Orang Pendek, merupakan misteri sejarah alam terbesar di Asia. Keberadaan Orang Kerdil ini, telah memancing ahli binatang untuk mendaftarkan laporan kera misterius ini di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, Propinsi Jambi, lebih dari 150 tahun.

Setiap daerah pasti memiliki kepercayaan tentang makhluk-makhluk “Bunian”. Di daerah Bengkulu, orang Bunian disebut "Sebabah" yang merupakan satu bentuk yang mirip dengan manusia, hanya saja mereka bertubuh kecil dan berkaki terbalik.

Lebih ke daerah pedalamannya lagi, ada juga kisah tentang makhluk “Gugua”, yang mempunyai perawakan berbulu lebat, pemalu, dan suka menirukan tingkah laku dan perbuatan manusia.

Konon pada zaman dahulu, makhluk ini bisa ditangkap. Masyarakat dahulu menangkap makhluk ini dengan menyiapkan sebuah perangkap. Ada juga kisah tentang perkawinan makhluk ini dengan penduduk lokal, lalu mempunyai keturunan.


Sampai hari ini, makhluk di gunung Kerinci yang dikenal sebagai “uhang pandak”, memiliki variasi yang membingungkan dari nama dialek setempat. Sampai sekarang pun masih belum teridentifikasi oleh ilmuwan.

Orang pendek / uhang pandak ialah nama yang diberikan kepada seekor binatang (manusia atau bunian) yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun. Kerap kali muncul di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi.

Walaupun tak sedikit orang yang pernah melihatnya, keberadaan uhang pandak hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorang pun yang tahu sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang pendek itu.

Tidak pernah ada laporan yang mengabarkan, bahwa seseorang pernah menangkap atau bahkan menemukan jasad makhluk ini. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut.

Sekedar informasi, orang pendek ini masuk ke dalam salah satu studi Cryptozoology. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci, salah satunya adalah ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society.

National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di gunung Kerinci, Jambi. Bahkan, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.

Adapun cerita mengenai uhang pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, Marco Polo, 1292, saat ia bertualang ke Asia. Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos belaka oleh para ilmuwan, seperti halnya "Yeti" di Himalaya dan monster "Loch Ness" Inggris Raya.


Sejauh ini, para saksi yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki), tinggi sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm), dan memiliki banyak bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedikit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.

Legenda Mengenai Uhang Pandak sudah secara turun-temurun dikisahkan di dalam kebudayaan masyarakat "Suku Anak Dalam". Mungkin bisa dibilang, suku anak dalam (Kubu) sudah terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah ada.

Sejak dahulu, suku anak dalam bahkan tidak pernah menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat mendekatinya.

Ada sebuah kisah mengenai keputusasaan para suku anak dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini, mereka hendak menangkapnya, namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasional juga pernah dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.

Awal tahun 1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun, yang paling terkenal adalah kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Van Heerwarden adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Pada satu catatan, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Van Heerwarden sadar, mereka bukan sejenis siamang maupun primata lainnya. Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar.

Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.

Sumber-sumber dari para saksi memang sangat dibutuhkan bagi para peneliti yang di danai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan Orang Pendek.

Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan.

Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan di biayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional. Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat penelitian panjang disana.



Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat, dimana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka.

Namun, akhirnya rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka, ketika hasil ekspedisi selama ini yang mereka lakukan, belum mendapat hasil yang memuaskan alias nihil.

Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan, bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?

Banyak Paleontologiest mengatakan, bahwa jika anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang.

Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini, sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa waktu yang lalu.


Fosil manusia-manusia kerdil “Hobbit” berjalan tegak inilah yang kemudian disebut sebagai Homo Floresiensis. Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki, dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana, serta telah mampu menciptakan api. Diperkirakan hidup antara 35000 – 18000 tahun yang lalu.

Apakah keberadaan “Uhang Pandak” benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup? Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya.

Peneliti mengetahui, bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan, lebih mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang. Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka, bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.


Terlepas dari benar tidaknya mereka adalah bagian dari makhluk halus, binatang, atau pun ras manusia yang berbeda. Dunia tentunya masih menyimpan misteri tentang mereka yang harus terus dilakukan penelitian keberadaannya.

Bukankah berbagai peninggalan dan kerangka makhluk setengah kera Homo Floresiensis baru-baru ini ditemukan? Menjadi bukti, bahwa ada suatu komunitas makhluk diluar manusia modern yang pernah ada. Bisa jadi, “Uhang Pandak” yang tersembunyi dan penuh misteri selama ini, suatu hari ditemukan. Waktu jualah yang akan menjawabnya.

Sumber
readmore »»  

Ada Festival Kentut di Jepang


Selama ini kamu mungkin mengira segala kultur dan kebiasaan aneh yang ada di Jepang baru dimulai oleh generasi-generasi anak mudanya jaman sekarang, percaya gak percaya, kultur aneh mereka sudah ada semenjak nenek-kakekmu belum lahir di dunia.

Jaman dahulu ada sebuah festival unik di Jepang berjudul He-Gassen (Perang Kentut). Festival ini merupakan sebuah tardisi orang-orang Jepang jaman dulu yang melakukan kentut kemana saja mereka mau. Mereka kentut ke orang lain, ke batang pohon, ke kuda, ke kucing, dan benda-benda malang lainnya.












Donald Richie yang dikenal sebagai kritikus film Jepang pernah menulis “Meskipun kentut jelas bukanlah fenomena yang harus diamati secara khusus di Jepang, sikap orang Jepang terhadapnya, saya pikir, unik"

Menurut Donald Richie, di Jepang ada gulungan kertas yang disebut sebagai “He-gassen” dan menggambarkan “kontes kentut”.


Apakah Benar Kontes Kentut Diadakan di Jepang Kuno?

"Di Jepang kuno, ada kontes publik diadakan untuk mendengar siapa yang bisa kentut paling keras dan paling lama, itulah juaranya."

Menurut Donald Richie, di Jepang ada gulungan kertas yang disebut sebagai “He-gassen” dan menggambarkan “kontes kentut”. Berikut ini adalah foto-foto yang dikutip dari situs Universitas Waseda yang memiliki lukisan “He-gassen” tersebut.

Menurut keterangan dari Universitas Waseda, lukisan “He-gassen” di atas dibuat pada tahun 1846, akhir zaman Edo (1603-1868) di Jepang. Lukisan yang menggambarkan orang-orang yang bertempur dengan kentut ini memiliki daya tarik yang sangat misterius sebagai karya seni, sehingga membuat kita yang melihatnya pasti bertanya-tanya.


Beberapa tahun yang lalu, kontes kentut pernah diselenggarakan dalam sebuah acara komedi di TV Jepang. Dalam kontes tersebut, orang yang kentutnya paling keras akan menjadi juara (tidak terkait dengan bau dan lamanya kentut).

Sumber
readmore »»  

Misteri Prabu Siliwangi dan Wangsitnya


“Wangsit Siliwangi selalu mengundang rasa penasaran, sebab amanat ini penuh misteri. Salah satu ungkapan dalam wangsit disebutkan kalau pada suatu saat akan ada yang menelusuri sejarah Sunda yang sebenarnya, hanya semakin menambah rasa penasaran dari novel ini bahwa sejarah Sunda belum benar-benar terkuak.”
Ketegangan antara Prabu Siliwangi dan Pangeran Cakrabuana memuncak setelah hubungan antara Cirebon-Demak semakin mesra di satu pihak, dan di pihak lain Pajajaran sendiri mulai main mata dengan Portugis yang baru menguasai Malaka. Kemesraan hubungan Cirebon-Demak ditandai dengan dipersatukannya para putra kedua negeri itu dalam ikatan perkawinan. Sementara penjajakan kerja sama yang dilakukan Pajajaran dengan Portugis yang membuat Cirebon-Demak panas dingin, dilakukan salah satu alasannya mengantisipasi kekuatan maritim Cirebon-Demak. Pelanggaran Cirebon yang membuat Prabu Siliwangi mempersiapkan pasukan perang secara besar-besaran adalah kenyataan di mana Tumenggung Jagabaya yang diutus untuk menyelesaikan masalah justru tak kembali ke Pajajaran. Pergeseran kehidupan akibat hadirnya Islam ini, dinilai menjadi sumber petaka bagi Pajajaran.

Sejatinya ketidaksenangan Prabu Siliwangi bukan terhadap Kesultanan Cirebon dan Islam semata, melainkan karena hubungan dengan Demak yang terlalu akrab pemicu membuncahnya kemarahan. Selangkah sebelum genderang perang ditabuh, purohita Pajajaran, Ki Purwagalih mengingatkan.

″Cirebon sebenarnya bukan siapa-siapa sekalipun akhir-akhir ini sering berulah. Bukankah Syarif Hidayatullah yang menjadi Susuhunan Jati sekarang adalah putra dari Nyimas Ratu Rarasantang, putri Gusti Prabu sendiri? Bukankah Pangeran Cakrabuana yang tak lain adalah Prabu Anom Walangsungsang, putra Gusti Prabu sendiri? Bagaimana tanggapan negeri-negeri sahabat juga Portugis yang telah bersedia untuk kerja sama, jika seorang kakek memerangi cucunya sendiri dengan pasukan perang luar biasa seperti ini? Ampun Gusti Prabu, aku terlalu lancang bicara seperti ini!” jelas Ki Purwagalih menunduk makin dalam. Prabu Siliwangi mendengus pada angin.


Wangsit Prabu Siliwangi


Wangsit Prabu Siliwangi mengandung hakekat yang sangat tinggi oleh karena di dalamnya digambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpinnya dalam kurun waktu perjalanan panjang sejarah negeri ini pasca kepergian Prabu Siliwangi (ngahyang/menghilang). Peristiwa itu ditandai dengan menghilangnya Pajajaran.

Sesuai sabda Prabu Siliwangi bahwa kelak kemudian akan ada banyak orang yang berusaha membuka misteri Pajajaran. Namun yang terjadi mereka yang berusaha mencari hanyalah 0rang-orang sombong dan takabur.

Seperti diungkapkan dalam naskah tersebut berikut ini :
”Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.”

Artinya :
“Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara.”

Namun dalam naskah Wangsit Siliwangi ini dikatakan bahwa pada akhirnya yang mampu membuka misteri Pajajaran adalah sosok yang dikatakan sebagai ”Budak Angon” (Anak Gembala). Sebagai perlambang sosok yang dikatakan oleh Prabu Siliwangi sebagai orang yang baik perangainya.

”Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna. Mun ngaing datang; teu ngarupa teu nyawara, tapi méré céré ku wawangi.”

Artinya :
”Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri de¬ngan wewangian.”

Selanjutnya dikatakan juga apa yang dilakukan oleh sosok ”Budak Angon” ini sbb :
”Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon; imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang. Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul. Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun. Engke mun geus wayah jeung mangsana, baris loba nu kabuka jeung raréang ménta dilalakonkeun. Tapi, mudu ngalaman loba lalakon, anggeus nyorang: undur jaman datang jaman, saban jaman mawa lalakon. Lilana saban jaman, sarua jeung waktuna nyukma, ngusumah jeung nitis, laju nitis dipinda sukma.”

Artinya :
”Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng, tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. Setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.”

Dari bait di atas digambarkan bahwa sosok ”Budak Angon” adalah sosok yang misterius dan tersembunyi. Apa yang dilakukannya bukanlah seperti seorang penggembala pada umumnya, akan tetapi terus berjalan mencari hakekat jawaban dan mengumpulkan apa yang menurut orang lain dianggap sudah tidak berguna atau bermanfaat. Dalam hal ini dilambangkan dengan ranting daun kering dan tunggak pohon. Sehingga secara hakekat yang dimaksudkan semua itu sebenarnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan sejarah kejadian (asal-usul/sebab-musabab) termasuk karya-karya warisan leluhur seperti halnya yang kita baca ini. Dimana hal-hal semacam itu karena kemajuan jaman oleh generasi digital sekarang ini dianggap sudah usang/kuno tidak berguna dan bermanfaat. Pada akhirnya yang tersirat dalam hakekat perjalanan panjang sejarah negeri ini adalah berputarnya Roda Cokro Manggilingan (pengulangan perjalanan sejarah).

Bung Karno (Presiden I Indonesia) Di Wangsit Siliwangi

Di dalam wangsit Sang Prabu Siliwangi juga dikatakan akan munculnya sosok pemimpin negeri ini dengan ciri-ciri sebagai berikut:

”Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala!”

Artinya :
”Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan raja; penguasa baru susah dianiaya!”

Siapakah sosok yang dimaksud dalam bait ini? Dia adalah Soekarno, Presiden RI pertama. Ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sejatinya adalah Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk ”anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. Pada masa kepemimpinan Soekarno banyak terjadi upaya pembunuhan terhadap diri beliau, namun selalu saja terlindungi dan terselamatkan.

Selanjutnya setelah berganti masa digambarkan bahwa semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Kondisi ini melambangkan pemimpin yang tidak mau mengerti penderitaan rakyat. Memerintah tidak dengan hati tapi segala sesuatunya hanya mengandalkan akal pikiran/logika dan kepentingan pribadi ataupun kelompok sebagai berhalanya. Sehingga yang terjadi digambarkan banyak muncul peristiwa di luar penalaran. Menjadikan orang-orang pintar hanya bisa omong alias pinter keblinger.

Sumber
readmore »»  

Beginilah Suasana Kota Iblis di China

Tahukah Anda, ternyata di negeri China, terdapat sebuah kota bernama Xinjian. Di kota ini, terdapat daerah terbengkalai yang disebut 'Moguicheng' atau kota iblis (Devils’ Town). Di sana ada beberapa istana / kastil kuno yang misterius.

Masyarakat setempat menyebutnya Moguicheng yang artinya kota Iblis. Moguicheng, yang merupakan padang pasir terletak di Provinsi Xinjian. Daerah ini merupakan daerah terbengkalai, tidak ada satupun orang yang bermukim di situ.

Disebut sebagai kota iblis karena kota ini menyimpan sejumlah misteri. Jika kita berjalan pada hari yang cerah ke arah kastil–kastil ditemani tiupan angin sepoi.

Niscaya kita akan mendengar alunan melodi yang menyerupai dentingan bel ataupun dawai–dawai gitar yang dipetik dengan lembut.

Namun ketika badai datang, pasir yang beterbangan membuat langit seketika menjadi gelap. Alunan melodi itu akan berubah menjadi suara auman harimau, jerit tangis bayi, suara hewan yang sedang disembelih, jeritan wanita sekarat dan pada akhirnya semua akan berubah menjadi suara teriakan, tangis, dan kemarahan.

Sampai saat ini, fenomena tersebut tetap menjadi sebuah misteri. Tidak ada yang menguak misteri apa sebenarnya yang menyebabkan terdengarnya suara yang demikian.

Mitos mengatakan, mereka adalah suara yang berasal dari segerombolan hantu. Wow....,sungguh menyeramkan !

SUMBER
readmore »»  

Tradisi Unik Mengibung di Bali

Selain memiliki tempat wisata yang indah, Bali juga kaya dengan budaya dan tradisi unik, salah satunyamegibung, adalah merupakan salah satu tradisi warisan leluhur, dimana merupakan tradisi makan bersama dalam satu wadah. Selain makan bisa sampai puas tanpa rasa sungkan, megibung penuh nilai kebersamaan, bisa sambil bertukar pikiran, bersenda gurau, bahkan bisa saling mengenal atau lebih mempererat persahabatan sesama warga. Makan bersama atau megibung ini, dalam setiap satu wadah terdiri dari 5-8 orang, memang merupakan wujud kebersamaan tidak ada perbedaan antara laki dan perempuan juga perbedaan kasta ataupun warn, semua duduk berbaur dan makan bersama, tapi pada perkembangan berikutnya antara laki dan perempuan dipisahkan, tapi kalu masih dalam satu keluarga ataupun tetangga, mereka memilih bergabung.Tradisi ini masih tertanam kuat di daerah Karangasem Bali.

Tradisi megibung ini dikenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Ketika pada saat itu, Karangasem dalam ekspedisinya menaklukkan Raja-raja yang ada di tanah Lombok. Ketika istirahat dari peperangan, raja menganjurkan semua prajuritnya untuk makan bersama dalam posisi melingkar yang belakangan dikenal dengan nama Megibung. Bahkan, raja sendiri konon ikut makan bersama dengan prajuritnya.

Megibung dimulai dari masak masakan khas traditional Bali secara bersama-sama, baik itu nasi maupun lauknya. Setelah selesai memasak, warga kemudian menyiapkan makanan itu untuk disantap. Nasi putih diletakkan dalam satu wadah yang disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayur yang akan disantap disebut karangan. Tradisi megibung ini dilangsungkan saat ada Upacara Adat dan Keagamaan di suatu tempat, terutama di daerah Karangasem, misalnya dalam Upacara yadnya seperti pernikahan, odalan di pura, ngaben, upacara tiga bulanan, dan hajatan lainnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat serta sanak saudaranya guna menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan saat acara megibung, sebelum makan kita harus cuci tangan terlebuh dahulu, tidak menjatuhkan remah/ sisa makanan dari suapan , tidak mengambil makanan disebelah kita, jika salah satu sudah merasa puas dan kenyang dilarang meninggalkan temannya, walaupun aturan ini tidak tertulis tapi masih diikuti peserta makan megibung.

Di Karangasem, makan megibung secara maraton pernah dilakukan ketika awal pemerintahan Bupati Wayan Geredeg. Makan megibung yang dilakukan tanggal 26 Desember 2006 lalu ini digelar di Taman Sukasada,Ujung dengan jumlah peserta tidak kurang dari 20.520 orang

SUMBER
readmore »»  

Di Sinilah Ombak Terbaik di Dunia



Ombak di Teluk Meranti, dengan nama gelombang “Bono”, tampaknya akan terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk menjadi tempat pariwisata yang terus didatangi oleh turis.

“Sebab, dengan fasilitas yang belum sempurna saja masih ada turis yang mau datang,” kata Zulkifli dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pemkab Pelalawan, di Pekanbaru.

Gelombang Bono mulai dikenal secara internasional sebagai ombak di sungai (tidal bore) terpanjang dan terbaik di dunia. Fenomena alam ini terjadi karena pertemuan arus di Sungai Kampar, tepatnya di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Ia mengatakan, pada Februari mendatang sejumlah peselancar asing menjajak ke gelombang Bono. Kedatangan para peselancar asing itu akan menjadi perhatian dunia, sebab seorang peselancar dari Inggris, Steve King, akan mencoba memecahkan rekor dunia (Guinness World Records) berselancar paling panjang dan terlama di “tidal bore.


readmore »»  

Sejarah Lahirnya Tempe


Tempe adalah salah satu makanan yang terbuat dari kedelai yang merupakan hasil kreasi bangsa sendiri. Di masa lalu Tempe sudah dikenal, di Jaman Majapahit Tempe sudah diyakini ada, penyebutan tempe sebagai makanan secara terang-terangan disebutkan dalam serat Centhini, jae santen tempe ( jenis masakan tempe yang dicampur santan) dan kadhele tempe srundengan. Serat centhini ditulis sekitar tahun 1805 dengan sponsor Pakubuwono V yang mengharapkan kitab ini bisa menjadi semacam ensiklopedi gaya hidup, pandangan spiritual dan tatanan dialektis masyarakat Jawa. Sebagai tambahan catatan walau ini masuk dalam referensi cerita rakyat, soal Tempe Bacem Kotagede yang terkenal sering disandingkan dengan Gudeng Manggar yang merupakan produk kuliner Ki Ageng Mangir Wonoboyo II, musuh politik Panembahan Senopati yang kepalanya dikepruk sang Panembahan setelah menghadap sebagai menantu dengan menikahi Puteri Panembahan yang pandai menari tayub, Pembayun. Dalam gudeng Manggar itu selalu ada tempe bacem Sargede (asal kata Pasar Gede, sebuah pasar di Kotagede), disini kemudian orang Bantul mengenang Gudeg Manggar sebagai satu-satunya bentuk kemenangan atas Panembahan Senopati yang bangsawan dari keturunan luar Hutan Mentaok.

Tempe menjadi makanan yang amat terkenal setelah krisis pangan pasca Perang Diponegoro, saat itu Van Den Bosch menerapkan kerja rodi, seluruh rakyat diharuskan menanam tanam-tanaman perkebunan seperti tebu dan karet, dan ini semakin merusak unsur hara tanah. Di masa ini tempe menjadi semacam makanan wajib. Rakyat yang kelaparan dan kehilangan padi-nya gara-gara harus berebut jam kerja dengan kewajiban rodi, memakan makanan yang dihasilkan dari tanaman yang gampang tumbuh seperti : Ubi, Singkong dan Kedelai, nah kedelai ini diolah menjadi tempe, salah satu versi sejarah menyatakan bahwa tempe ditemukan pada era tanam paksa, tahun 1875 dengan meniru makanan Cina yang bernama Koji, kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang.

Tempe menjadi penyelamat bangsa Eropa yang ditawan Jepang, saat itu Jepang masuk ke Indonesia dan mencari orang-orang Belanda untuk dimasukkan ke kamp kerja paksa dan dipenjara. Dalam penjara mereka dikasih makan tempe, ternyata tempe itu yang membuat para interniran londo itu bertahan hidup, sebab-nya tempe memiliki kandungan protein yang amat tinggi.

Menurut artikel Kompas, pada 3 Juli 2003 yang ditulis M. Astawan menyebutkan :

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu,dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

Tempe merupakan industri-industri yang berkembang amat merakyat, murah harganya dan menjadi ciri khas paling dasar bangsa Indonesia, kebanyakan orang Indonesia memang suka dengan tempe. Saking merakyatnya, masakan ini pernah menjadi sangat inferior dalam kedudukan gengsi sosial bangsa kita, para priyayi bangsawan senengnya makan Beef Steak, yang diucapkannya sebagai Bestik. Sebagai gambaran tempe sebagai makanan rakyat ini terlihat sekali dalam novel Para Priyayikarangan Umar Khayam yang dirilis tahun 1994 tentang Ngadiyem yang tiap pagi ngider menjajakan tempe dan menjadi langganan keluarga Sastrodarsono. Ngadiyem ini kemudian ikut keluarga Sostrodarsono, setelah ikut dengan Sostrodarsono, Ngadiyem diperkosa oleh Soenandar yang juga kemenakan Sastrodarsono, dari Ngadiyem ini kemudian lahirlah Lantip, yang secara alam bawah sadar selalu menekankan ke-minderan-nya sebagai anak pedagang ider Tempe. “Aku tak mau menjadi kecu seperti bapakku atau pedagang ider tempe seperti ibuku”. Novel yang amat menarik ini masih menempatkan tempe sebagai makanan kelas rendahan.

Bung Karno sendiri pernah berteriak di depan ratusan ribu pendengarnya : “Janganlah kita sekali-sekali menjadi bangsa Tempe”. Disini Bung Karno bukan berteriak soal tempe sebagai makanan inferior bangsa kita, tapi sebagai ‘makanan yang diinjak-injak’. Namun bagi bagian banyak orang quotes ini dikenang sebagai ‘Rasa Inferioritas Tentang Tempe sebagai makanan”.

Lambang kemakmuran bangsa Indonesia adalah terhidangnya ayam goreng, semur daging atau ikan-ikan air tawar seperti ikan gurame dan ikan mas. Tempe dianggap sebagai bagian ‘makanan prihatin’. Tapi susah memisahkan Tempe dan juga Tahu ke dalam meja makanan orang Indonesia, kalau makan orang Indonesia itu ada empat hal : Nasi, Tempe, Tahu dan Kerupuk.

Di Jaman Orde Baru, ketersediaan pangan adalah syarat politik paling utama. Suharto bahkan sampai menyiapkan panggung teater ketersediaan pangan dengan aktor utamanya adalah Harmoko, rakyat sampai hapal setiap Rabu Malam di berita khusus TVRI setelah dunia dalam berita jam 9 malam berakhir ia selalu berkata “Atas petunjuk bapak Presiden…harga cabe keriting….bla..bla” sambil rambutnya jingkrak meninju rembulan. Saat itu bangsa Indonesia mengalami masa kepastian pangan luar biasa, jangankan soal tempe, soal cabe, soal beras saja kita berdaulat, walaupun hanya setahun yaitu tahun 1985 saat Pak Harto dengan gagah pidato di Roma, Italia pada sidang pleno FAO. Tapi dibalik kedigdayaan Pak Harto dan Politik Logistiknya dengan Pangan sebagai Panglima, dimasa itu terkenal kisah Tempe Bongkrek, tempe yang terbuat dari ampas kelapa, jenis tempe ini lebih inferior lagi ketimbang tempe biasa.

Kini Kedelai menghilang di pasaran, Tempe menjadi barang langka dan harganya naik terus seperti popularitas Jokowi, Pemerintahan Republik ala SBY yang lemahnya menyerupai Republik Weimar ini tergagap soal Tempe, mereka bersidang soal Tempe, soal yang di masa lalu sebagai makanan inferior kini menjadi soal yang sulit bagi Pemerintahan dengan Pencitraan sebagai Panglima. -Maka Tempe sudah menjadi semacam SOB, semacam Staat van Oorlog en Beleg, negara bersiap perang atas kedaulatan Pangan kita. Entahlah mungkin nanti akan ada bibit kedelai Supertoy, kan Presiden kita doktor IPB, Katanya.

Sumber
readmore »»  

Unik, Pelukis Ini Memakai Beras sebagai Kanvas

Jiwa seni itu dapat disalurkan melalui media apapun. Misalnya, seorang pencinta seni lukis, kanvas bukan lagi satu-satunya media untuk melukiskan imajinasi para senimannya.
Hal ini dibuktikan oleh seorang seniman asal Taiwan yang bernama Chen Forng-Shean. Chen lebih memilih untuk menggunakan benda kecil seperti butiran beras atau bahkan pasir untuk membuat miniatur karya seni berupa lukisan orang-orang ternama.
Chen yang mengasah kemampuan seni dalam dirinya secara otodidak ini menghabiskan waktu selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk berkarya dengan menggunakan kaca pembesar di studio seninya, yang berada di lantai 2 pada tempat tinggalnya.



Hampir setiap hari dalam 10 tahun, Chen langsung mengurung dirinya di studio seni miliknya untuk menyelesaikan karya-karya lukis di kanvas yang sangat kecil. Untuk menyelesaikan lukisan pada butiran beras seukuran 0,5 cm x 0,3 cm, seniman unik ini membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan.
Pria usia 58 tahun ini sudah mendapat pengakuan dari mata internasional atas karyanya yang luar biasa dengan menggunakan benda-benda paling kecil di sekitarnya sebagai kanvas. Mulai dari butiran biji-bijian yang sangat kecil seperti biji wijen, hingga butiran pasir dan beras, bahkan mie tipis, pernah dijadikan media untuk melukis oleh Chen.


Dilansir dari Odditycentral.com, pria yang sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia seni sejak masih belia itu, mengatakan bahwa: dengan membuat karya seni pada kanvas super kecil seperti butiran beras, dan biji wijen, bukan hanya keterampilan saja yang sangat diperlukan, tentu juga kesabaran dan konsentrasi tingkat tinggi menjadi elemen yang penting.

Sampai-sampai, Chen harus latihan mengatur napas untuk mengerjakan proyek seninya ini, karena saat membuat lukisan pada butiran beras, Chen seringkali menahan napasnya selama beberapa menit supaya tangannya tidak menimbulkan getaran.

Sumber
readmore »»  

Kota Tanpa Penghuni di Zimbabwe

Great Enclosure Zimbabwe atau biasa dikenal dengan Great Zimbabwe adalah reruntuhan kota yang sebelumnya merupakan ibukota Kerajaan Zimbabwe, sebuah negara yang berdiri dari tahun 1100 hingga 1400. Reruntuhan Kota ini memiliki wilayah dengan luas sekitar 722 hektar dan mampu menampung lebih dari 18.000 orang.

Salah satu struktur penting di Zimbabwe Raya adalah temboknya, yang tingginya mencapai lebih dari lima meter dan dibangun tanpa semen. Kota di Afrika ini sering disebut sebagai salah satu kota yang muncul dalam berbagai kitab suci, kota ini merupakan tempat tinggal Ratu Sheba. Reruntuhan Zimbabwe Raya pertama kali ditemukan oleh bangsa Eropa pada akhir abad ke-19

Arkeolog masih belum dapat menyimpulkan sejauh mana peranan dan fungsi kota yang ditinggalkan penghuninya ini. Bukti-bukti sementara menghasilkan kota ini dibangun oleh suku Shona, suku leluhur suku Bantu sekitar 1.250 tahun lalu. Dahulu Kota ini dikabarkan sebagai pusat kota pemujaan.

Berikut adalah kumpulan foto-foto penelusuran Reporter BBC menelusuri daerah yang sempat menjadi kejayaan kota Zimbabwe Raya atau Great Zimbabwe.



















Sumber
readmore »»  

Rumah Ini Punya Gerbong Kereta Utuh

ada yang tak biasa di dalam rumah ini. Pasalnya rumah ini memiliki keunikan tersendiri. Sebuah rumah di Inggris berhasil menarik perhatian karena memiliki struktur yang tidak lazim akibat di dalamnya terdapat sebuah gerbong kereta api yang sangat tua.

Rumah tersebut merupakan milik seorang pensiunan manajer perusahaan transportasi, Jim Higgins. Ia mendapatkan rumah tersebut dari mantan ayah mertuanya, Charles Allen.


Charles membangun rumah itu bersama dengan gerbong kereta api berusia 130 tahun di dalamnya karena menurut undang-undang, gerbong tersebut tidak boleh dipindahkan.


Higgins bercerita bahwa rumah yang kini ditinggalinya dahulu milik seorang wanita bernama Lizzie. Setelah sang pemilik meninggal tahun 1966, tempat tersebut kosong tanpa penghuni hingga akhirnya Charles Allen datang dan jatuh cinta kepada tempat tersebut.


Namun saat mengajukan ijin untuk mendirikan tempat tinggal di sana, pihak yang berwenang mengatakan gerbong tersebut tidak bisa dipindahkan.





tak ada yang aneh jika tampak dari luar

“Dia membangun bungalow sebagai rumah dengan dapur dan sebagainya di sekeliling, namun tempat tidurnya dibuat di dalam gerbong,” kata Higgins.

namun kejutan tersebut ada dibagian dalam


kamar tidur dilengkapi kamar mandi
Quote:
“Beberapa tahun yang lalu, dia memutuskan pindah dan meminta saya pindah ke sini. Saya berpikir beberapa saat dan langsung menerima. Tempat ini merupakan tempat yang indah dengan pemandangan pantai yang tidak mungkin saya tolak,” pungkasnya.


penempilan gerbong sebelum disulap jadi rumah

sumber
readmore »»  

7 Manusia Super di DUnia Nyata


Mungkinkah manusia mutan sudah jadi kenyataan seperti di film X-Men? Entah. Nyatanya 7 orang di bawah ini punya kemampuan di atas manusia normal. Langsung saja kita lihat satu persatu.


1. Daniel Paul Tammet
 

 agingcreativity.blogspot.com

Boleh jadi Daniel Paul Tammet manusia dengan otak paling super di dunia. Ia sangat hebat soal perhitungan matematik serta belajar bahasa baru dengan cepat. Ia memegang rekor Eropa untuk menghapal dan menghitung nilai Pi ke angka 22.514 hanya dalam waktu 5 jam.

Ia juga menguasai berbagai bahasa seperti Inggris, Perancis, Finlandia, Jerman, Spanyol, Lithuania, Rumania, Estonia, Islandia, Welsh dan Esperanto. Bahkan Daniel menciptakan bahasa baru yang disebut Manti.

Pada kesempatan lain, ia ditantang oleh sebuah stasiun televisi Channel 5 untuk belajar bahasa Islandia. Daniel hanya diberi waktu 1 minggu. Tujuh hari kemudian ia muncul di televisi Islandia dan bertutur dengan bahasa tersebut sangat fasih. Orang-orang yang melihatnya cuma bisa berucap, "Ia bukan manusia."



2. Ben Underwood

 

Ben divonis buta karena kanker saat masih berusia 3 tahun. Tapi ia tetap bisa bermain basket, sepeda, serta menjalani kehidupan yang normal. Bagaimana ini bisa terjadi?

Ben punya kemampuan sonar. Ia belajar sendiri untuk menggunakan lokasi gema dari pantulan suara benda. Ia bisa menjentikkan jarinya hingga memantul ke objek yang ia tuju. Kemampuannya sama seperti sonar pada lumba-lumba.



3. Daniel Browning Smith

 


Manusia karet di dunia nyata adalah Daniel Browning Smith, pemegang rekor di Guinnes Book of Record sebanyak 5 kali. Keahliannya sudah dipertontonkan di banyak saluran televisi, hingga film seperti Men in Black 2 dan CSI: NY.





4. Michel Lotito


Kelahiran 1950 ini dijuluki Monsieur Mangetout (Pemakan Segala). Dalam pertunjukan yang dilakukannya, Lotito biasa memakan sepeda, televisi, hingga pesawat Cessna 150. Tentu tidak dimakan sekaligus, melainkan dipotong-potong sebelumnya. Khusus pesawat Cessna, ia butuh waktu dari tahun 1978 - 1980 untuk menghabiskannya.

Anehnya, ia tidak pernah menderita efek negatif atas aksi yang dilakukannya. Kemungkinan Lotito selalu mengkonsumsi minyak mineral dan minum banyak air saat makan 'menu aneh' tersebut. Ia juga memiliki usus dengan dinding lebih tebal 2 kali lipat dibanding manusia normal.



5. Liew Thow Lin

 

Pria 70 tahun asal Malaysia ini punya kemampuan magnetis pada kulitnya. Ia bisa membuat berbagai objek menempel tanpa jatuh.



6. Kevin Richardson
 

Pawang hewan buas, demikian julukan yang cocok disematkan pada Kevin. Ia bisa dengan mudah menjalin ikatan yang intim dengan berbagai binatang buas. Ia juga bisa menghabiskan waktu semalam tidur bersama tanpa takut diterkam.

Sihirnya berlaku untuk singa, cheetah, macan tutul, serta hyena. Bisa jadi dengan hewan-hewan lainnya. Namun sejauh ini singa menjadi hewan favoritnya.


 
7. Claudio Pinto
 


Kalau ada tokoh super "manusia mas koki" mungkin saja Claudio Pinto jadi modelnya. Kemampuannya memang unik, ia bisa memunculkan sebagian matanya keluar sekitar 4 cm (95% keluar dari rongganya).

readmore »»  

Aneh, Tangan Wanita Ini Bisa Menyerang Dirinya Sendiri

Karena penyakit aneh tangan wanita ini menyerang dirinya sendiri. Penyakit aneh ini bernama "Alien Hand Syndrome".Bayangkan diserang oleh salah satu tangan Anda sendiri, yang berulang kali mencoba untuk menampar dan memukul Anda. Atau Anda pergi ke toko dan ketika Anda mencoba untuk berbelok ke kanan, salah satu kaki Anda memutuskan ia ingin ke kiri, meninggalkan Anda berjalan berputar-putar. Karen Byrne 55 tahun di New Jersey, yang menderita Alien Hand Syndrome.



Tangan kirinya, dan kadang-kadang kaki kirinya, berperilaku seolah-olah itu di bawah kendali sebuah mahluk asing. kondisi Karen sangat menarik, bukan hanya karena hal tersebut sangat aneh tapi karena memberitahu kita sesuatu yang mengejutkan tentang bagaimana otak kita sendiri bekerja.

Ini dimulai setelah Karen menjalani operasi di usia 27 untuk mengontrol epilepsi-nya, yang telah mendominasi hidupnya sejak ia berusia 10 tahun. Operasi untuk menyembuhkan epilepsi biasanya melibatkan identifikasi dan kemudian memotong bagian kecil dari otak, di mana sinyal listrik abnormal berasal.



Ketika ini tidak bekerja, atau ketika daerah yang rusak tidak dapat diidentifikasi, pasien dapat ditawarkan sesuatu yang lebih radikal. Dalam kasus Karen ahli bedah dia memotong corpus callosum-nya, sebuah band dari serat saraf yang membuat dua bagian dari otak dalam kontak konstan.

Hasil operasi epilepsi dengan Memotong corpus callosum Karen sembuh, tetapi meninggalkan dia dengan masalah yang sama sekali berbeda. Karen mengatakan kepada saya bahwa awalnya segalanya tampak baik-baik saja. Lalu para dokter melihat beberapa perilaku yang sangat aneh.

"Dr O'Connor mengatakan 'Karen apa yang kamu lakukan, tangan Anda melepaskan pakaian Anda?". Sampai dia mengatakan bahwa saya tidak tahu bahwa tangan kiri saya membuka kancing kemeja saya.

"Jadi saya mulai memasang kancing baju saya kembali dengan tangan kanan, begitu aku berhenti, tangan kiri mulai membuka kancing. Maka ia segeral melakukan panggilan darurat melalui ke salah satu dari dokter lain. Dan berkata, 'Mike kau harus segera berada disini, kita punya masalah '. "

"Aku menyalakan sebatang rokok, dan di taruh di asbak, dan kemudian tangan kiri saya akan mematikan rokok tersebut. Ini akan mengambil barang-barang keluar dari tas saya dan saya tidak akan menyadari begitu aku akan berjalan. banyak hal sebelum aku menyadari apa yang terjadi. "

Masalah Karen disebabkan oleh perebutan kekuasaan terjadi di dalam kepalanya. Sebuah otak yang normal terdiri dari dua belahan yang berkomunikasi satu sama lain melalui corpus callosum.

Belahan kiri, yang mengontrol lengan kanan dan kaki, cenderung berada di tempat kemampuan berbahasa berada. Belahan kanan, yang mengontrol lengan kiri dan kaki, sebagian besar bertanggung jawab untuk kesadaran spasial dan pola mengakui. Biasanya otak kiri lebih analitis mendominasi, setelah final mengatakan dalam aksi yang kita lakukan.

Penemuan dominasi hemispherical berakar pada tahun 1940-an, ketika dokter bedah pertama kali memutuskan untuk mengobati epilepsi dengan memotong corpus callosum. Setelah mereka telah pulih, pasien tampak normal. Tapi di kalangan psikologi mereka menjadi legenda.

Itu karena pasien akan, pada waktunya, mengungkapkan sesuatu yang bagi saya benar-benar mengherankan, dua bagian otak kita masing-masing berisi semacam kesadaran yang terpisah. Setiap belahan akan mampu mandiri.

Sumber
readmore »»  

Misteri Hantu yang Mengungkap Pembunuhan Dirinya Sendiri

Pada sore bulan Januari 1897, Erasmus Shue alias Edward, seorang pandai besi, menyuruh anak laki-laki tetangganya menemui Elva, istri yang telah ia nikahi selama tiga bulan.

Siapa tahu sang istri butuh sesuatu dari pasar. Tapi ketika anak laki-laki itu berjalan melalui pintu depan rumah pondok itu, ia menemukan tubuh Elva yang tak bernyawa di kaki tangga.


Anak itu terdiam sesaat, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tubuh wanita itu terentang lurus dengan kaki menyatu. Satu lengannya ada di sisi tubuh dan lengan satunya berada di dada. Kepalanya menghadap ke satu sisi.

Awalnya anak itu mengira Elva sedang tertidur di lantai. Ia melangkah mendekatinya, memanggil pelan, "Mrs. Shue?" Ketika wanita itu tidak merespon, anak itu panik dan berlari keluar rumah. Dia memberitahu ibunya apa yang ia temukan dan sang ibu memanggil dokter dan koroner, George W. Knapp.

Knapp tidak kunjung datang ke ruma Shue hingga hampir sejam. Ketika ia tiba, Shue sudah pulang, membawa jasad istrinya ke kamar tidur, membersihkan dan memakaikan pakaian, dan membaringkannya di tempat tidur.

Dia mempersiapkan jasad istrinya untuk pemakaman dibalut gaun berleher tinggi dengan kerah kaku dan menempatkan selendang untuk menutupi wajahnya.

Knapp hendak memeriksa jasad itu, Shue membuai kepala istrinya dan menangis. Ketika Knapp mencoba memeriksa leher dan kepala Elva, Shue memberontak. Knapp tidak ingin mengganggunya lebih lagi, sehingga ia pun meninggalkannya.

Ia tidak menemukan ada yang salah pada bagian-bagian tubuh yang ia periksa dan juga telah merawat Elva selama beberapa minggu sebelumnya, sehingga ia memutuskan mengubah penyebab kematiannya dari "pingsan berkepanjangan" menjadi "komplikasi masa kehamilan."

Jasad Elva dibawa ke rumah masa kecilnya di Little Sewell Mountain dan dimakamkan. Shue bertingkah aneh selama pemakaman. Ia berjalan di dekat peti mati, melakukan sesuatu pada kepala dan leher Elva.

Ia menutupi kepala istrinya dengan selendang tambahan yang sebenarnya tidak cocok dengan gaun pemakamanannya, tapi Shue berkeras bahwa itu adalah selendang favorit istrinya. Ia juga menyangga kepala mayat istrinya dengan bantal dan kain yang digulung.

Tingkahnya itu sangat aneh, tapi para tamu menganggap itu sebagai bagian dari proses pemakaman. Shue secara umum disukai orang sehingga tak ada yang mencurigainya.


Intuisi sang ibu

Kecuali Mary Jane Heaster, ibu Elva. Dia tidak pernah menyukai Shue, bahkan tanpa bukti apapun, dia yakin bahwa pria itulah yang membunuh putrinya.

Ia berharap Elva bisa memberitahunya apa yang terjadi. Ia kemudian berdoa agar entah bagaimana caranya Elva kembali dari kematian dan mengungkapkan kebenaran tentang kematiannya. Dia berdoa setiap malam selama berminggu-minggu, hingga akhirnya doanya terjawab.

Heaster mengatakan putrinya muncul dalam mimpinya selama empat malam berturut-turut dan bercerita. Awalnya, rohnya muncul sebagai cahaya yang terang, kemudian mengambil bentuk manusia dan membuat ruangan terasa dingin.

Hantu Elva mengaku pada ibunya bahwa Shue telah menyiksanya dengan kejam, dan suatu malam suaminya menyerangnya dalam kemarahan karena dia pikir Elva tidak memasak daging untuk makan malam.

Shue mematahkan lehernya, kata hantu itu sambil memutar kepalanya ke belakang. Kemudian hantu Elva berbalik dan berjalan pergi, menghilang kedalam gelap sambil memandang ibunya.

Heaster pergi ke jaksa penuntut lokal, John Preston untuk meminta kasus itu dibuka lagi. Tidak diketahui apakah Preston memercayai kisah hantu itu atau tidak, tapi Heaster berhasil membujuknya untuk mulai menanyai orang di seluruh kota.

Tetangga-tetangga Shue dan teman-temannya mengatakan tentang kebiasaan aneh lelaki itu saat di pemakaman, dan Dr. Knapp mengakui bahwa pemeriksaannya pada jasad Elva tidak lengkap.




Akhirnya Preston melakukan otopsi secara lengkap, dan beberapa hari kemudian, jasad Elva digali meskipun Shue menyampaikan keberatannya. Knapp dan dua dokter lainnya membaringkan jasad itu di sebuah gedung sekolah untuk dilakukan pengujian.

Koran lokal, The Pocahontas Times, kemudian melaporkan bahwa, "Pada tenggorokan terdapat bekas jari yang mengindikasikan bahwa dia dicekik ... bahwa lehernya bergeser antara tulang belakang pertama dan kedua. Tulang belikat robek dan putus. Batang tenggorokan remuk pada titik di depan leher."

Jelas bahwa kematian Elva tidak alami, tapi tidak ada bukti yang merujuk pada pembunuhnya, dan tidak ada saksi. Tingkah laku aneh Shue sejak kematian Elva melekat di pikiran Preston sehingga ia mulai mencurigai pria itu.

Di saat yang sama, ibu Elva menjelaskan dengan tepat bagaimana putrinya dibunuh sebelum otopsi dilakukan. Mungkin justru dialah pelakunya, dan cerita hantu itu hanya akal-akalan untuk menjebak Shue.


Bukan korban yang pertama

Preston melanjutkan investigasi dan mulai menyelidiki masa lalu Shue. Dia pun mengetahui bahwa Shue pernah menikah dua kali sebelumnya. Yang pertama berakhir dengan perceraian saat Shue dipenjara karena mencuri kuda. Istri pertamanya itu kemudian mengatakan pada polisi bahwa Shue sangatlah kasar dan suka memukulinya.

Pernikahan keduanya berakhir hanya delapan bulan dengan kematian misterius sang istri. Sebelumnya, di penjara, Shue membual bahwa ia akan menikah tuju kali selama hidupnya. Kematian istri keduanya dan sejarah kekerasan Shue memiliki hubungan yang tipis tapi cukup bagi Preston untuk menggiringnya ke pengadilan.

Mary Jane Heaster menjadi saksi jaksa, dan Preston berusaha untuk menghindari bagian tentang hantu putrinya itu, karena akan dianggap sebagai desas-desus belaka.

Untuk membuktikan bahwa dia tidak dapat dipercaya, pengacara Shue menanyakan Heaster secara ekstensif tentang kunjungan hantu putrinya. Taktik itu berhasil, Heaster menolak meragukan laporannya.

Banyak anggota masyarakat yang tampak percaya pada cerita Heaster, dan Shue tidak melakukan apapun untuk membela diri, hanya mengoceh dan meminta para juri "untuk melihat ke wajahnya dan katakan dia bersalah."

Greenbrier Independent melaporkan bahwa pernyataan dan sikapnya tidak membantu membuat para pengunjung sidang bersimpati padanya. Juri berunding hanya selama sejam sepuluh menit sebelum menjatuhkan putusan bersalah.

Shue dihukum penjara seumur hidup, tapi tewas segera setelah terjadi wabah campak dan peneumonia yang menyerang penjara itu dalam musim semi 1900. Ny. Heaster hidup hingga tahun 1916, dan tidak pernah menyangkal cerita tentang hantu Elva.

Penanda sejarah di Greenbrier County dibuat untuk memperingati kematian Elva dan kasus pengadilan yang tidak biasa itu. Menjadi satu-satunya kasus dimana hantu membantu memenjarakan seorang pembunuh.


Sumber
readmore »»